14 Rumah adat di wilayah indonesia yang terkenal.

Nama : Ganjar nugraha
Kelas : XI-Dkv
SMK : Prakarya internasional 

1. Rumah Adat Sumatera Utara: Bolon
Bolon merupakan rumah khas Suku Batak di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara sendiri Bolon terdiri dari beberapa jenis seperti Bolon Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Angkota, Bolon Karo, dan lainnya.
Dengan bentuk rumah panggung persegi panjang, 

rumah Bolon biasanya dilengkapi tiang penyangga setinggi 1,75 meter. Untuk masuk ke rumah, penghuni atau tamu harus naik tangga yang jumlahnya selalu ganjil.

Ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya panggung, terdiri dari beberapa tiang penyangga bergaris tengah.

 Dinding rumahnya dihiasi dengan ornamen khas Simalungun dengan warna merah, putih, dan hitam.

 Hiasan ornamen ini adalah lambang akan pandangan kosmologis dan filosofi budaya suku Batak.

2. Rumah Adat Sumatera Barat : Rumah gadang
Sampai hari ini, Rumah Gadang khas Sumatera Barat masih banyak ditemui di provinsi ini. Rumah Gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau.

 Ornamen rumah ini juga banyak ditemui di seluruh Indonesia, khususnya di rumah makan Padang.
Rumah adat ini punya bentuk puncak atap yang runcing, menyerupai tanduk kerbau.

 Dulunya atap ini dibuat dari bahan ijuk dan bisa bertahan sampai puluhan tahun. Tetapi belakangan, atap rumah banyak berganti dengan seng.

Rumahnya dibangun dengan bentuk empat persegi panjang, dibagi atas 2 bagian yakni depan dan belakang. Bagian depan biasanya penuh dengan ukiran ornamen bermotif akar, bunga, dan daun. Sedangkan bagian luar belakang dilapisi belahan bambu

3. Rumah Adat Jambi: Panggung Kajang          Leko
Perpaduan warna kuning dan merah di rumah adat Jambi ini membuat penampilannya terlihat cantik.

 Salah satu hal menarik dari rumah ini adalah pemetaan rumah yang terdiri dari delapan ruang.

Konsep pembagian ruang ini bisa diterapkan juga dalam rumah masa kini. Ruang serambi dalam, yang terdiri dari ruang tiru orangtua dan kamar tidur anak gadis, dan ruang makan, disebut ruang balik menahan.

Bagian atapnya dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya. Bentuknya seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung.

Sementara bagian langit-langit dibuat dari tebar layar atau semacam plafon yang memisahkan ruang loteng dengan ruang di bawahnya. Ruang loteng ini digunakan sebagai ruang penyimpanan.

4. Rumah Adat Bengkulu: bubungan lima
Ciri khas rumah adat Bubungan Lima ini salah satunya terletak dari bentuk atapnya yang tampak seperti bertumpuk-tumpuk. Wiranata dkk. 

dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “Rancang Bangun Permainan Android Tiga Dimensi Teka Teki Rumah Bubungan Lima dengan Metode Kecerdasan Buatan” menyebutkan bahwa Nama Bubungan lima merujuk pada bentuk atapnya.

Selain itu, bahan pembuat atapnya adalah ijuk pohon enau. Namun seiring berjalannya waktu, bahan pembuat atap sudah berganti dengan seng.

5. Rumah Adat Banten 
Rumah adat dari provinsi Banten ini dimiliki oleh suku Badui, kelompok etnis masyarakat adat suku di Banten.

Bentuk rumahnya sering disebut juga dengan Julang Ngapak dan gaya bangunannya seperti rumah panggung.

Bagian atap terdiri dari daun yang disebut sulah nyanda dan bagian bilik rumah dan pintu dibuat dari anyaman bambu yang disusun secara vertikal, dikenal dengan nama sarigsig.

Selain itu, rumah adat Baduy dibagi dalam 3 bagian, yakni sosoro (depan), tepas (tengah), dan imah (belakang).

6. Rumah Adat Betawi Batik
Rumah adat Betawi dapat mudah ditemukan di kawasan Setu Babakan, Jakarta. (Foto: Kabarinews.com)
Rumah adat betawi memiliki nama Kebaya.

 Disebut sebagai rumah kebaya karena bentuk atapnya yang mirip pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan itu mirip dengan lipatan kebaya.

 Sampai sekarang, ornamen rumah tradisional dari Betawi ini masih sering dipakai, yaitu bagian lis ukiran di bawah genteng.

Pemasangan lis khas Betawi tersebut adalah cara paling mudah untuk menunjukkan ciri khas rumah tradisional Jakarta. 

Atap rumahnya terbuat dari genteng atau atep (daun kirai yang dianyam), dinding depan dengan kayu gowok/kayu nangka, dinding rumah lainnya dengan anyaman bambu, dan pondasi yang digunakan adalah batu kali.

7. Rumah Adat Jawa Barat: Rumah Sunda
Masyarakat Sunda memiliki rumah tradisional unik yaitu rumah panggung tapi dengan tangga yang pendek, berbeda dengan rumah panggung di Sumatera atau Kalimantan.

 Rumah Sunda di masing-masing daerah memiliki ciri khas berbeda yang terletak pada atapnya. 

Jenis atapnya antara lain: jolopong, badak heuay, perahu kemurep, pongpok, jublek, apit gunting, dan lainnya.
Sebagian besar rumah adat Sunda mengambil bentuk dasar struktur atap pelana atau atap gaya kampung yang dibangun di atas panggung pendek.

 Rumahnya terbuat dari bahan-bahan dedaunan seperti ijuk, dedaunan palem, atau serat aren hitam. Daun-daun ini akan menutupi kerangka kayu dan balok. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu.

8. Rumah Adat Bali: Gapura Candi Bentar
Jika Anda melihat rumah tradisional Bali, pasti banyak sekali Anda melihat ukiran-ukiran pahatan, patung, dan lainnya.

Di samping itu pula, setiap rumah pasti selalu memiliki gapura candi sebagai gerbang masuk rumah maupun Pura. 

Ada banyak sekali unsur yang bisa diterapkan seperti ornamen, ukiran, model rumah yang bisa Anda tiru untuk memberikan suasana bali ke dalam rumah Anda.

9. Rumah adat Ntb
Rumah adat di Nusa Tenggara Barat disebut Dalam Loka. Rumah ini digunakan oleh Suku Sumbawa, Sasak, Dompu, dan Dongu. Rumah ini dulunya hanya digunakan oleh raja dan kepala adat, bukan masyarakat biasa. Tapi kini Dalam Loka sudah boleh digunakan oleh masyarakat biasa.

Hal yang unik dari Rumah adat ini yaitu ditopang dengan 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah dalam ajaran agama Islam. Area luar dilengkapi dengan dekorasi seperti kebun istana, gapura, atau tempat lonceng.

10. Rumah adat Kalimantan barat
Rumah adat Kalimantan Barat bernama Rumah Radakng. Sering disebut juga rumah panjang karena memiliki panjang rumah hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5 sampai 8 meter di atas permukaan tanah.

 Tiang-tiang penyangga rumahnya sangat tinggi dan tangganya lebar yang harus berjumlah ganjil.

Filosofi dari rumah ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota keluarga.

RumahRumah Radakng bisa menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan orang didalamnya sebagai bentuk kebersamaan.

11. Rumah adat Toroja
Suku Toraja memiliki rumah adat yang berbentuk elegan. Lengkungan atapnya yang menjulang seperti haluan kapal menjadi ciri khasnya.

Rumah ini punya arsitektur bangunan yang mirip dengan bangunan Suku Bugis.
Ciri khasnya adalah teras yang luas dan jumlah anak tangga yang ganjil.

Untuk bahan bangunan, sebagian besar material rumah adat Toraja menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. 

Saat ini sudah dilakukan memodifikasi atap tersebut untuk bentuk bangunan yang lebih kecil. Anda yang berasal dari Toraja atau pecinta budayanya bisa mengadopsi model atap ini.

12. Rumah adat maluku
Sasadu berasal dari kata Sasa – Sela – Lamo atau besar dan Tatadus – Tadus atau berlindung. Dari asal katanya, arti Sasadu bermakna berlindung di rumah besar.

 Bentuk rumahnya seperti rumah panggung dengan batang pohon sagu sebagai pilar dan anyaman daun sagu sebagai penutup atap rumah.

Rumah adat Maluku Sasadu tidak punya pintu dan dinding penutup. Rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan bahan alam yaitu pasak kayu.

 Pasak kayu ini digunakan untuk memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap. Lantainya dibangun dengan semen karena pemeliharaannya lebih mudah. 

Rumah ini dilengkapi juga bendera besar yang disebut panji dan bendera kecil yang disebut dayalo.

13. Rumah Adat Bangka Belitung 
Penamaan dari Rumah Rakit ini juga berasal dari bentuk bangunan yang sangat unik. Supaya rumah bisa aman dan mengapung di atas permukaan air, maka rumah haruslah dibuat menyerupai sebuah rakit yang lengkap.

 Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk membangun dan tinggal di Rumah Rakit karena meyakini bahwa air merupakan salah satu sumber kehidupan yang sangat baik untuk menjadi sebuah mata pencaharian.

14. Rumah Adat Sulawesi tengah
Rumah adat Tambi ini dibuat berupa sebuah rumah panggung yang memiliki tiang penyangga struktur yang pendek dan memiliki tinggi tidak lebih dari satu meter.

 Sengaja dibuat tidak menyentuh dengan tanah agar permukaan di dalam rumah tidak terlalu lembab dan tetap nyaman pada setiap cuaca yang berbeda.

 Tiang penyangga struktur dari rumah Tambi ini terbuat dari kayu bonati yang merupakan salah satu jenis dari kayu hutan yang memiliki tekstur kuat dan tidak mudah untuk lapuk.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Hewan yang bisa hidup tanpa kepala

Elemen elemen nirmana